MASALAH KHILAFIYAH DIPANDANG DARI SUDUT AL-QUR`AN DAN HADITS

Posted on 20.58 by SMART MOSLEM

Argumen dan stateman yang berkembang saat ini dikalangan umat muslim adalah, bahwa masalah khilafiyah janganglah dipersoalkan atau diperdebatkan karena demi terjaganya kerukunan dan persatuan intern umat muslim yang diharapkan, bahwa seyogyanya masalah khilafiyah jangan diterangkan, tapi apakah konsep ini sama dengan kemauan ALLAH??, lewat (Q.S Al-Hasy-r ayat 14) ALLAH menyatakan dan menerangkan statemanNYA yang berbunyi sebagai berikut :

…………………”Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti.”

Saudara dan saudariku sesama Muslim, perhatikanlah dengan seksama Firman ALLAH SWT diatas, dapat kita ambil pengertian bahwa tidak selamanya persatuan itu dapat membawa kemajuan, oleh karena itu tidak selamanya pula pepatah “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” itu selalu benar, sebab sering terjadi justru bersatu kita jatuh, apa sebabnya, persatuan dalam perpecahan, kerukunan dalam permusuhan keadaannya sungguh tidak berbeda dengan kawin paksa, sungguh sedikitpun tidak ada manfaatnya, sekalipun ukhuwah Islamiyah yang dikemukakan itu hanya sekedar semboyan hampa, yang hanya menguntungkan golongan orang-orang yang munafik dan orang-orang yang fasik.

Dalam persoalan persoalan persatuan semacam inilah ALLAH SWT menegaskan sebagaimana tertera pada ayat tersebut diatas, dan untuk itulah ALLAH SWT memberi peringatan kepada kita ummat Islam dengan firmanNYA dalam Al-qur`an (Q.S Ali-Imran ) yang berbunyi sebagai berikut :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan sebagai sahabat karibmu selain dari kalanganmu sendiri, mereka tidak henti-hentinya(berikhtiar dan berupaya akan)membawa kamu kedalam bencana, mereka menyukai sesuatu yang menyusahkan kamu, sesungguhnya kebencian telah terbit dari mulut mereka tetapi apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar, Telah Kami jelaskan padamu tandanya, jika sekiranya engkau mau menggunakan akal”.

Perhatikanlah isi ayat tersebut, bahwa kebenaran dari peringatan yang diberikan ALLAH SWT pada ayat tersebut diatas dapat kita lihat dan kita pikirkan dan dapat kita buktikan kebenarannya dalan tarikh atau sejarah, Lihatlah kemenangan Nabi Musa AS dalam melawan kedholiman raja Fir`aun Laknatullah, terjadi setelah Nabi Musa AS berpisah dengan kaum fasiqien (yang melampaui batas dan durhaka), beliau menghindarkan diri dari rangkulan lawan yang melumpuhkan perjuangan beliau, beliau menjauhi persatuan yang merugikan dan dalam stuasi yang demikian ini Nabi Musa AS berdo`a sebagaimana yang tercantum dalam (Q.S Al-Maidah ayat 25) yang berbunyi sebagai berikut :

“ Berkata Musa: "Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu"

Perhatikan ayat tersebut diatas, bahwa sesungguhnya persatuan itu bukanlah tujuan, tapi persatuan itu adalah akibat, oleh karena itu bersatu bukan hanya sekedar bersatu sebagaimana bersatunya air dalam kolam tanpa pelepasan tetapi bersatu untuk bergerak menuju suatu muara yang merupakan tujuan bersama.

Bersatu adalah untuk menyusun potensi dan tenaga yang kemudian dapat mempermudah dan mempercepat proses dalam mencapai hasil. Persatuan atau kerukunan yang hanya berbentuk sebagai air yang tergenang tidaklah memberikan suatu manfaat dan kekuatan, persatuan dan kerukunan air yang tidak memiliki pelepasan untuk bergerak hanyalah akan menimbulkan wabah dan berbagai penyakit, maka tidak heran kalau persatuan yang semacam itu mudah sekali disalah gunakan, dalam gerakan untuk mencapai suatu tujuan yang jahat (Bermaksiat kepada ALLAH SWT).

Ingatlah wahai saudara dan saudariku sesama Muslim persatuan yang sebenarnya hanya akan terwujud dalam kalangan orang yang memiliki persamaan tujuan dan jalan dan terjadi dalam lingkungan orang yang hendak membela kebenaran agama ALLAH SWT yaitu Islam, dengan jalan yang benar dan diridhai, dalam arti benar yaitu menurut tuntunan Al-qur`an dan Al Hadits yang syah dan Shakhih, tidak membuat aturan-aturan dan tata cara sendiri menurut kemauan dan hawa nafsunya.

Membela haq dengan jalan haq, tidak dengan jalan menipu rakyat, tidak menggunakan agama sebagai topeng belaka, tidak pula dengan jalan menyebar bid`ah, khurafat, takhayul dan syirik (yang bukan aturan agama dianggap bagian dari agama, sedangkan mereka tidak menyadarinya).

Membela keadilan dengan jalan keadilan menurut Al-qur`an dan Hadits, akibatnya terjadilah suatu persatuan rasa, persepsi, suara dan usaha yang mengarah pada tujuan “MARDLATILLAH” melalui jalan yang sama yaitu SHIRATHAL-MUSTAQIEM dengan rasa tanggung jawab dihadapan ALLAH SWT pada hari kemudian, karena ALLAH dan RasullNYA tidak pernah menciptakan jalan yang berbeda untuk menuju ke hadiratNYA, seperti alasan-alasan yang sering diungkapkan untuk meredam KHILAFIYAH, padahal itu jelas menyesatkan ummat Islam. Sering kita dengar dari para ulama yang menyatakan tentang khilafiyah, “nggak usah diributkan orang Islam tata caranya berbeda, tapi tujuannya kan sama”, jelas sekali pernyataan ini adalah sangat keliru dan bertentangan dengan Al-qur`an dan Hadits Shakhih, yang mengharuskan kita tidak boleh bercerai berai dan tetap berpegang pada tali yang satu, bukankah Shirathal Mustaqien artinya jalan yang lurus bukan jalan yang berbelok-belok penuh tikungan yang dibuat-buat oleh manusia itu sendiri.

Ingatlah bahwa bersatu menyuarakan Al-qur`an dan Sunnah Rasul dan semuanya bergerak dengan nada yang sama atas usaha dan ikhtiar yang halal dan benar, demikianlah terwujudnya persatuan dan keadilan yang bergerak membela kebenaran dan keadilan yang selaras dengan harmoni sifat Nabi Muhammad SAW.

Membela haq dengan jalan haq, tidak dengan model bil-hikmah, Agama ALLAH disesuaikan dengan adat istiadat setempat, yang tidak diridhai ALLAH SWT, sebagaimana amalan-amalan bid`ah, khurafat, takhayul dan syirik dengan menyelengggarakan peringatan Isra` Mi`raj, mengadakan Mauludan, Nuzulul Qur`an, marhabanan dan lain sebagainya. Jadi bukanlah harus gembar-gembor dan berkoar-koar tentang persatuan dalam kalangan umat Musyrikah terutama umat Islam dengan melontarkan issue-issue kerukunan antar umat seagama baik yang bersifat nasional maupun intern untuk kalangan Ormas 0rmas dan partai-partai politik yang bernuansa Islam.

Ketahuilah saudara dan saudariku sesama Muslim, bahwa di dalam Al-qur`an tidak ada dan tidak terdapat perintah dengan kalimat “Bersatulah atau Rukunlah, akan tetapi yang kita dapati dalam Al-qur`an adalah Firman ALLAH SWT yang berbentuk larangan agar jangan bercerai berai dan ber firqoh-firqoh (berkelompok).


Suatu analogi adalah orang Yahudi berkata bahwa Nabi Ibrahim AS itu adalah seorang Yahudi, kemudian orang Nasrani (Kristen) menyatakan pula bahwa Nabi Ibrahim AS adalah seorang Nasrani, selanjutnya ALLAH SWT berfirman dalam Al-qur`an bahwa Nabi Ibrahim AS itu adalah HANIFAN-MUSLIMAN, apakah dengan keadaan seperti itu kesemuanya menjadi benar???

Orang Yahudi mendustakan Nabi Isa AS, sedangkan orang Nasrani menyatakan bahwa Nabi Isa AS adalah Tuhan Yesus, kemudian dalam Al-qur`an ALLAH menerangkan bahwa Nabi Isa AS adalah seorang manusia biasa, hamba ALLAH yang terpilih menjadi Nabi dan RasulNYA, apakah semuanya salah???, Apakah semuanya benar???, siapakah sebenarnya yang ikhtilaf???, oleh karena itu ALLAH SWT memerintahkan untuk bersatu dengan menjalankan syarat-syarat yang tercantum dalam Al-qur`an (QS. Ali-Imran 103) yang berbunyi sebagai berikut :

"Dan berpeganglah kamu dengan tali ALLAH dan janganlah kamu berpisah-pisah (bercerai-berai)"

Maksud ayat diatas adalah meninggalkan kebenaran yang telah diperintahkan untuk kamu pegang, dan tetap menomor satukan Al-qur`an dan Hadits Rasul SAW yang shakhih, janganlah kita berbeda dengan dasar hawa nafsu belaka.

Saudara-saudariku sesama Muslim yang dimuliakan ALLAH, bahwa jalan untuk menuju ridha ALLAH adalah Cuma satu, yaitu jalan yang dibuat oleh ALLAH lewat perantaraan Nabi Muhammad SAW, yang terurai dalam Al-Qur`an dan Hadits Shahih, jadi kalau ada yang berpendapat bahwa jalan menuju ALLAH itu banyak dan dengan cara yang berbeda-beda, maka jelas itu merupakan suatu pendapat yang sangat keliru dan hanya merupakan pendapat yang dibuat atas dasar prasangka belaka.

Mohon Masukan dan kritiknya.
Terimakasih
Smart moslem9