DETIK-DETIK TERAKHIR MENJELANG WAFATNYA RASULULLAH SAW

Posted on 07.39 by SMART MOSLEM

qky8pwi9b2

Kepada saudara dan saudariku sesama Muslim, kita semua tahu bahwa kematian selalu setia menanti diujung kehidupan, tapi kita tidak tahu dengan pasti dimanakah ujung dari kehidupan kita, yang pasti adalah bahwa kematian datangnya lebih cepat daripada yang kita duga dan sangka, kebanyakan dari kita mungkin masih merasa bahwa kematian datangnya masih sangat jauh, kita masih terlena dengan dunia, kita masih terlena dengan apa-apa yang belum kita capai didunia ini, kita ingin hidup seribu tahun lagi kata sang pujangga, tetapi tanpa kita sadari, bahwa dengan berlalunya waktu, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam tanpa terasa bahwa kita sedang mendekat kepada ajal.

Saudara dan saudariku sesama Muslim, setiap kita pasti akan mati, Cuma yang menjadi pertanyaan besar adalah, apakah kita dalam hidup ini telah mempersiapkannya dengan seimbang, maksudnya untuk kehidupan dunia kita perlu bekerja keras untuk meraih harta sebanyak mungkin dengan cara yang halal tentunya, untuk diri kita keluarga kita dan orang-orang disekeliling kita yang kurang beruntung, tetapi disisi lain apakah bekal untuk kehidupan yang abadi apakah juga dicari seperti ilmu agama sebagai bekal untuk kehidupan yang lebih abadi akherat. Jujur saja ternyata tidak semua dari kita khususnya kaum muslim yang menjalankannya dengan seimbang, kebanyakan dari kita malah terseret untuk mengurusi urusan dunia saja dan akherat terlupakan.


Maka dari itu sebelum ajal benar-benar mendatangi kita, segeralah bangkit dari yang hanya mementingkan urusan dunia, berikut ini ada sekelumit kisah detik-detik terakhir menjelang wafatnya Nabi Muhammad SAW, yang merupakan figur dan tauladan serta pemimpin dari seluruh makhluk di alam semesta ini, bagaimana beliau berhadapan dengan malaikat maut, berikut kisahnya,……


Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan
salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak
mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah
yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata
dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"
tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan
pandangan yang menggetarkan.

Seolah-olah bagian demi bagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah
yang memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan
tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah
menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?", tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
"Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih
penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?", tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah
berfirman kepadaku: "Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan
ruh Rasulullah ditarik.

Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya
menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?"
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata
Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang
tidak tertahankan
lagi.

"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera mendekatkan
telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku"
"peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."


Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan
telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii,ummatii, mmatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"
Dan, berakhirlah hidup manusia mu lia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Seorang Nabi Besar Pemimpin Uman manusia sedunia dalam berhadapan dengan sakaratul maut merasakan sakit yang luar biasa, apalagi kita manusia biasa yang penuh dosa, semoga sekelumit kisah diatas dapat menyadarkan kita untuk selalu ingat pada kematian, dan berusaha mencari bekal ilmu agama untuk menghadapi maut.

Semoga bermanfaat


”Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran
untuk mengingat maut dan mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita.

MEMBEDAH AKAR BID`AH

Posted on 16.31 by SMART MOSLEM

Ali Hasan Al Halabi Al Atsari


“Sedikit dan sesuai Sunnah Lebih Baik daripada Banyak Tetapi Bid`ah”

Segala puji bagi ALLAH yang telah menyempurnakan agama Islam dan dengan itu Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepada kita semua serta meridhai Islam sebagai agama kita. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan seluruh umat Islam, yang jika berteladan kepadanya, kita tidak akan tersesat untuk selamanya, para sahabat serta pengikutnya yang senantiasa berpegang teguh dengan sunnahnya serta selalu berjuang untuk menghidupkannya dan menumpas seluruh bentuk bid`ah yang bukan dari ajarannya.

Sesungguhnya sebenar-benar ucapan adalah kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah SAW, seburuk-buruk perbuatan adalah perkara yang diada-adakan, setiap yang diada-adakan adalah bid`ah dan setiap bid`ah adalah sesat dan setiap kesesatan akan masuk neraka.

Merebaknya berbagai kejahatan dan maksiat telah membuat sebagian besar manusia melihat, bila seorang Muslim jatuh ke dalam bid`ah jauh lebih baik daripada terjatuh kedalam maksiat. Padahal pandangan tersebut bertolak belakang dengan pandangan para salafus shaleh yang merupakan teladan bagi kita dalam mengamalkan agama Islam ini. Sebagai contoh adalah pernyataan-pernyataan mereka berikut ini :

Sufyan Ats-Tsauri berkata : “Bid`ah lebih disukai iblis daripada maksiat, sebab maksiat akan ditaubati, sedang bid`ah tidak akan ditaubati”.

Ada sebagian ahli bid`ah datang kepada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan berkata, “Kami membuat manusia bertaubat,

“Maka beliau berkata, “Dari apa kalian membuat mereka bertaubat?” Ia berkata,”Dari merampok, mencuri, dan lain-lain,”beliau berkata, “Kondisi mereka sebelum kalian taubatkan adalah lebih baik daripada kondisi mereka setelah kalian taubatkan, sebab dulu mereka orang-orang fasiq yang meyakini haramnya sesuatu yang mereka lakukan dan mereka mengharapkan rahmat ALLAH dan bertaubat kepada-Nya, atau mereka mempunyai niat untuk taubat, lalu kalian jadikan mereka dengan taubat yang kalian sebutkan sebagai orang-orang yang sesat, musrik dan keluar dari syari`at Islam, Mereka mencintai apa yang dibenci ALLAH dan membenci apa yang disukai ALLAH, dan saya menjelaskan bahwa bid`ah-bid`ah yang mereka lakukan dan juga oleh selain mereka, adalah lebih buruk daripada bentuk-bentuk maksiat.”

Kesimpulannya, bahwa bid`ah lebih besar bahayanya dari maksiat, sebab bid`ah menyentuh dasar agama, sedangkan maksiat berkaitan dengan pribadi orang yang maksiat, lalu boleh jadi dia kembali darinya karena mengetahui bahwa yang dilakukannya dibenci oleh ALLAH dan disenangi iblis.

Adapun orang yang melakukan bid`ah, pada umumnya atau sebagian besar tidak akan meninggalkannya karena mengira hal itu sebagai kebajikan yang diridhai ALLAH dan dibenci orang yang lalai, dan bid`ah akan menular dari satu orang kepada orang lainnya, jika ia bersih darinya(pelaku bid`ah), maka orang lain akan menjadi najis karenanya.”

Walaupun bid`ah itu jelas-jelas merupakan kesesatan yang nyata, namun dalam menyadarkan pelakunya, kita tetap diperintahkan oleh ALLAH untuk menda`wahi mereka dengan penuh hikmah, nasehat yang baik dan berdebat dengan cara yang baik pula, karena ketika kita menda`wahi orang kafir saja kita diperintahkan untuk berlemah lembut, tentu kita harus lebih lemah-lembut lagi dalam menasehati sesame Muslim, sebagaimana dikatakan dalam Al-qur`an bahwa orang-orang Muslim itu keras kepada orang-orang kafir, namun lemah-lembut terhadap sesama Muslim.

Da`wah yang penuh bijaksana akan lebih mudah diterima daripada da`wah yang kasar dan sporadis, sebagaimana Firman ALLAH SWT dalam (QS. Ali Imran : 159)

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

Akhirnya semoga kita termasuk orang yang berjuang menghidupkan sunnah Rasulullah SAW, juga berjuang membasmi setiap bentuk bid`ah yang disusupkan kedalam ajaran agama Islam oleh orang-orang yang memusuhi Islam atau oleh orang-orang yang lalai, Jika tidak maka ALLAH akan senantiasa membangkitkan pada setiap masa orang-orang yang akan melakukan itu semua, sehingga ajaran Islam tetap utuh dan terjaga, dan kitapun dapat meyakini bahwa ajaran agama Islam yang ada sekarang ini adalah sama persis dengan ajaran yang dipahami oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya, dan inilah salah satu mukjizat yang ALLAH berikan kepada umat ini, selanjutnya akan kita berikan gambaran secara gambling bagaimana hakikat bid`ah, bagaimana membedakan antara bid`ah dan sunnah serta bagaimana agar kita selamat dari semua bentuk-bentuk bid`ah yang busuk itu.


KESEMPURNAAN DAN KECUKUPAN SYARI`AH

ALLAH berfirman dalam (QS. Al-Maidah: 3) yang berbunyi :

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”

Ayat yang mulia ini menunjukan tentang kelengkapan dan kesempurnaan syari`at serta kecukupannya dalam segala hal yang dibutuhkan orang-orang dimana mereka diperintahkan ALLAH untuk mengabdi kepada-Nya seperti ditegaskan dalam Firman ALLAH SWT dalam (QS. Adz-Dzariat: 56)

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”

Ketika menjelaskan ayat ke-tiga dari surat Al Maidah tersebut, Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata :

“Ini adalah nikmat yang terbesar dari berbagai nikmat yang ALLAH berikan kepada umat ini, Yaitu ALLAH telah menyempurnakan untuk mereka agama mereka, sehingga mereka tidak membutuhkan agama yang lain dan juga tidak membutuhkan Nabi selain Nabi Muhammad SAW, oleh karena itulah, ALLAH menjadikan beliau sebagai penutup para nabi dan menjadikannya pula sebagai nabi yang diutus kepada seluruh manusia dan jin. Maka tidak ada yang halal melainkan apa yang dihalalkannya dan tidak ada yang haram melainkan apa yang diharamkannya serta tidak ada agama yang benar kecuali agama yang disyari`atkannya."

Setiap hal yang disampaikan Nabi Muhammad SAW adalah benar dan tepat, tanpa ada kebohongan dan kekeliruan sedikitpun didalamnya, ALLAH berfirman ,

”Dan sempurnakanlah kalimat Rabbmu (Al-Qur`an) sebagai kalimat yang benar dan adil.”

Artinya, benar dalam berita serta adil dalam perintah dan larangan-Nya. Maka ketika ALLAH menyempurnakan agama bagi umat Islam, berarti telah sempurna pula nikmat yang ALLAH berikan kepada mereka.

Karena itu , tidak dibenarkan jika seseorang membuat ketentuan baru dalam syari`at, sebab menambahkan syari`at berarti mengkoreksi dan menyalahkan ALLAH dan memberi pengertian bahwa syari`at masih kurang dan belum lengkap, tindakan tersebut jelas bertolak belakang dengan apa yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur`an, Maka tidak terbayangkan bila manusia menambahkan syari`at ALLAH dan dianggap tidak tercela.

Pemahaman ini adalah pemahaman yang diyakini oleh semua ulama Islam, dan segala puji bagi ALLAH, tetapi sayang kebanyakan manusia mengingkarinya, sebagaimana dalam Firman ALLAH SWT:

“Dan mereka mengingkari karena kezhaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini kebenarannya”

Bersambung

KEISTIMEWAAN WANITA DIMATA ALLAH SWT

Posted on 06.50 by SMART MOSLEM

Saudara dan saudariku sesama Muslim, salah satu sifat dari ALLAH SWT adalah Maha adil dan Maha bijaksana bagi seluruh makhluk di alam semesta ini, ALLAH SWT menciptakan Wanita dengan berbagai kelemahannya, yang secara kodrat memang wanita adalah makhluk yang diciptakan untuk mengabdi dan mengikuti suami (jika suaminya mengajak pada ketaqwaan pada ALLAH SWT), Tetapi disisi lain ALLAH menempatkan wanita pada posisi yang istimewa dibandingkan dengan Lelaki, apa sajakah keistimewaan Wanita tersebut di Mata ALLAH SWT :

1. Doa wanita lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah SAW akan hal tersebut,jawab baginda: "Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia."

2. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 1,000 orang lelaki yang soleh.

3. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang sentiasa menangis karena takutkan Allah SWT dan orang yang takutkan Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

4. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail AS

5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW) di dalam syurga.

6. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.

7. Dari Aisyah r.a. "Barang siapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.

8. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.

9. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.

10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

11. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan (serta menjaga shalat dan puasanya).

12. Aisyah r.a berkata "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW,siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda, "Suaminya." "Siapa pula berhak terhadap lelaki?" Jawab Rasulullah SAW "Ibunya."

13. Perempuan apabila shalat lima waktu, puasa sebulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana saja yang dia kehendaki.

14. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah SWT.

15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

16. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

17. Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

18. Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT.


Semoga para pembaca (khususnya wanita), selalu dilindungi ALLAH SWT untuk menjadi Wanita yang solehah sampai ajal menjemput, dan masuk Syurga dari semua pintu yang dikehendakinya dengan tidak dihisab.


Aminnn

Semoga Bermanfaat, Mohon masukan dan kritiknya

Smart Moslem

IBLIS BERTAMU DAN BERDIALOG DENGAN NABI MUHAMMAD SAW

Posted on 19.10 by SMART MOSLEM

Salah satu mu`jizat Nabi Muhammad SAW adalah dapat melihat iblis dan berbicara (berdialog)dengannya (iblis), hal ini dimaksudkan agar kita umatnya dapat mengerti dan memahami agar dapat terhindar dari jebakan-jebakan iblis yang akan membawa manusia pada kesesatan.

Oleh karena itu wahai saudaraku seiman, kalau kita melihat kalimat diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa agama Islam adalah agama yang logis dan sistematis bagi umat manusia, karena dalam Al-Qur`an disebutkan bahwa iblis adalah musuh kita yang nyata, sedangkan di Al-Qur`an dijelaskan bahwa iblis termasuk makhluk yang ghaib yang tidak dapat dilihat oleh manusia, tetapi sebaliknya iblis dapat melihat kita, kalau kita pikirkan dan perhitungkan dengan logika manusia, jelas ini tidaklah fair, bagaimana mungkin kita dapat mengalahkan iblis, sedangkan kita tidak diberi kekuasaan untuk dapt melihat bahkan merasakan iblis, sedangkan iblis diberi keistimewaan dapat melihat kita manusia, kalau kita hitung-hitungan diatas kertas, jelas kita kalah telak, tetapi sekali lagi kita ingatkan bahwa agama Islam adalah agama yang sangat logis dan sistematis, dan ALLAH sebagai pencipta dari semua makhluk telah memberikan gambaran secara gamblang dan jelas lewat rasul-NYA yaitu Nabi Muhammad SAW, yang mana dijelaskan beliau mempunyai muzizat dapat melihat dan berdialog dengan iblis, yang sejak manusia pertama diciptakan (Nabi Adam as), telah memproklamirkan diri sebagai musuh manusia, untuk menyesatkan umat manusia dari jalan ALLAH.

Tentunya kita sebagai muslim yang berfikir haruslah dapat mengambil pelajaran dari sekelumit dialog iblis dan Nabi Muhammad SAW, agar kita dapat terhindar dari segala tipu muslihat iblis, karena jalan satu-satunya agar kita dapat mengerti dan memahami haruslah dengan jalan menuntut ilmu agama Islam yang benar sampai ajal menjemput kita, dan dalam tulisan ini kami akan berbagi dengan saudara-saudari sesama muslim, tentang dialog Nabi Muhammad SAW dengan iblis, agar kita bisa terhindar dari segala tipu muslihat dan jebakan-jebakan iblis, amien.


dari Muadz bin Jabal dari Ibn Abbas:

Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba - tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah:

"Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? sebab kalian akan membutuhkanku."

Rasulullah bersabda:"Tahukah kalian siapa yang memanggil?"

Kami menjawab: "Allah dan rasulNya yang lebih tahu."

Beliau melanjutkan, "itu iblis, laknat Allah bersamanya."

Umar bin Khattab berkata: "izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah"

Nabi menahannya:"Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik."

Ibnu Abbas RA berkata:

"pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi."

Iblis berkata: "Salam untukmu Muhammad,... . salam untukmu para hadirin..."

Rasulullah SAW lalu menjawab:

"Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?"

Iblis menjawab:

"Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa."

"Siapa yang memaksamu?"

Seorang malaikat utusan Allah mendatangiku dan berkata:

"Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri.beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. jawabalah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin."

oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh."

OrangYang Dibenci Iblis

Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis: "Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?"

Iblis segera menjawab: " Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci."

"Siapa selanjutnya?"

"Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT."

"lalu siapa lagi?"

"Orang Aliim dan wara' (Loyal)"

" Lalu siapa lagi?"

"Orang yang selalu bersuci."

"Siapa lagi?"

"Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepda orang lain."

"apa tanda kesabarannya?"

" Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang - orang yang sabar."

"Selanjutnya apa?"

"Orang kaya yang bersyukur."

"apa tanda kesyukurannya ?"

"Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya ."

"Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?"

"Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam."

"Umar bin Khattab?"

"Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur. "

"Usman bin Affan?"

"Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya ."

"Ali bin Abi Thalib?"

" Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu." (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)

Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis

"Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?"

"aku merasa panas dingin dan gemetar. "

" Kenapa?"

"Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat."

"Jika seorang umatku berpuasa?"

"Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka ."

" Jika ia berhaji?"

" Aku seperti orang gila. "

"Jika ia membaca al-Quran?"

"Aku merasa meleleh laksana timah diatas api."

" Jika ia bersedekah?"

"Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji."

"mengapa bisa begitu? "

"sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya."

" apa yang dapat mematahkan pinggangmu?"

"suara kuda perang di jalan Allah."

"Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?"

"taubat orang yang bertaubat."

" apa yang dapat membakar hatimu?"

" istighfar di waktu siang dan malam."

"Apa yang dapat mencoreng wajahmu?"

"sedekah yang diam - diam. "

"Apa yang dapat menusuk matamu?"

"Shalat fajar."

"Apa yang dapat memukul kepalamu? "

"Shalat berjamaah ."

"Apa yang paling mengganggumu?"

"Majelis para ulama."

" bagaimana cara makanmu?"

"dengan tangan kiri dan jariku."

"dimanakah kau menaungi anak - anakmu di musim panas?"

"di bawah kuku manusia."

Manusia Yang Menjadi Teman Iblis

Nabi lalu bertanya : "Siapa temanmu wahai Iblis?"

"Pemakan riba."

"Siapa sahabatmu?"

"Pezina."

"Siapa teman tidurmu?"

"Pemabuk.."

"Siapa tamumu? "

"Pencuri."

"Siapa utusanmu?"

"Tukang sihir."

"Apa yang membuatmu gembira?"

"Bersumpah dengan cerai."

" Siapa kekasihmu? "

" Orang yang meninggalkan shalat jumaat"

"Siapa manusia yang paling membahagiakanmu? "

"orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja."

IblisTidak Berdaya Di hadapan Orang Yang Ikhlas

Rasulullah SAW lalu bersabda : "Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu.."

Iblis segera menimpali:" tidak , tidak... tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir..
Bagaimana kau bisa berbahagia dengan umatmu, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak bisa melihatku.
Demi yang menciptakan diriku dan memberikan ku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua.
Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang shaleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas.."

"Siapa orang yang ikhlas menurutmu ?"

"Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjungan, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku."

Iblis Dibantu oleh 70.000 anak - anaknya

Tahukah kamu Muhammad, bahwa aku mempunyai 70.000 anak. Dan setiap anak memiliki 70.000 syaithan.

Sebagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama. Sebagian untuk menggangu anak - anak muda, sebagian untuk menganggu orang - orang tua, sebagian untuk menggangu wanta - wanita tua, sebagian anak -anakku juga aku tugaskan kepada para Zahid.

Aku punya anak ynag suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada shalat berjamaah. tanpanya, manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjamaah.

aku punya anak yang suka menaburkan sesuatu di mata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur dan pahalanya terhapus.

Aku punya anak yang senang berada di lidah manusia, jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia beberkan kepada manusia, maka 99% pahalanya akan terhapus.

Pada setiap seorang wanita yang berjalan, anakku dan syaithan duduk di pinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya.

Syaithan juga berkata, "keluarkan tanganmu", lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaithan pun menghiasi kukunya.

mereka, anak - anakku seleu meyusup dan berubah dari satu kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu yang lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka.

Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa.

Tahukah kamu, Muhammad? bahwa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh seketika. Aku terus menggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.


Cara Iblis Menggoda

Tahukah kau Muhammad, dusta berasal dari diriku?

Akulah mahluk pertama yang berdusta.

Pendusta adalah sahabatku. barangsiapa bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku.

Tahukah kau Muhammad?


Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah bahwa aku benar - benar menasihatinya.

Sumpah dusta adalah kegemaranku.

Ghibah(gosip) dan Namimah(Adu domba) kesenanganku.

Kesaksian palsu kegembiraanku.

"Orang yang bersumpah untuk menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan walaupun ia benar. sebab barang siapa membiasakan dengan kata - kata cerai, isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat. jadi semua anak - anak zina dan ia masuk neraka hnaya karena satu kalimat, CERAI."

Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka mengulur ulur shalat. Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, aku bisikan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia manundanya hingga ia melaksanakan shalat di luar waktu, maka shalat itu dipukulkannya kemukanya.

Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia shalat. Namun aku bisikkan ke telinganya 'lihat kiri dan kananmu', iapun menoleh. pada saat iatu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya serta aku katakan 'shalatmu tidak sah'

Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan dipukul.

Jika ia shalat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. ia pun shalat seperti ayam yang mematuk beras.

jika ia berhasil mengalahkanku dan ia shalat berjamaah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkannya sebelum imam.

Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan dirubah menjadi wajah keledai.

Jika ia berhasil mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga ia menguap dalam shalat. Jika ia tidak menutup mulutnya ketika mnguap, syaithan akan masuk ke dalam dirinya, dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia.

Dan iapun semakin taat padaku.

Kebahagiaan apa untukmu, sedanga aku memerintahkan orang miskin agar meninggalkan shalat. aku katakan padaknya, 'kamu tidak wajib shalat, shalat hanya wajib untuk orang yang berkecukupan dan sehat. orang sakit dan miskin tidak, jika kehidupanmu telah berubah baru kau shalat.'

Ia pun mati dalam kekafiran. Jika ia mati sambil meninggalkan shalat maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan.

Wahai Muhammad, jika aku berdusta Allah akan menjadikanku debu.

Wahai Muhammad, apakah kau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari islam?"

10 Permintaan Iblis kepada Allah SWT

"berapa yang kau pinta dari Tuhanmu?"

"10 macam"

"apa saja?"

"aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan. Allah berfirman, "berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan." (QS Al-Isra :64)

Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba, aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.

Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah, maka setan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaithan..

aku minta agar bisa ikut bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal.

aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku.

aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku.

Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai Quranku.

Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku.


Aku minta agar Allah memberikanku saudara , maka Ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.

Allah berfirman, "Orang - orang boros adalah saudara - saudara syaithan." (QS Al-Isra : 27)

Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku.

dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia.

Allah menjawab, "silahkan", aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat. sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.

Iblis berkata : "wahai muhammad, aku tak bisa menyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikan dan menggoda."

jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun didunia.

sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang menyampaikan amanah.

jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini.

kau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan sengsara.

Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.

Rasulullah SAW lalu membaca ayat : "mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT " (QS Hud :118 - 119)
juga membaca, " Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku" (QS Al-Ahzab : 38)

Iblis lalu berkata :

"wahai Rasul Allah takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin mahluk - mahluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. aku si celaka yang terusir, ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. dan aku tak berbohong."

Wasalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Demilianlah saudara-saudariku sesama Muslim, sekelumit dialog Nabi Muhammad dengan iblis, yang mudah-mudahan dapat menjadi pelajaran dan pengingat di setiap saat dan di setiap waktu, kalau jalan kita menuju ALLAH akan selalu dihalang-halangi oleh iblis, dan iblis tidak akan berhenti menjerumuskan kita walaupun saat itu kita sedang berhadapan dengan sakaratul maut.
Wahai sobat Muslim & Muslimah, Semoga kita segera sadar sebelum malaikat maut mendatangi kita, pertanda waktu kita didunia telah berakhir, dan segala usaha sudah tidak ada artinya lagi, hanya amal shaleh yang dapat menolong kita ketika menghadap ALLAH SWT, sekali lagi saudaraku sesama muslim kita tidak bosan-bosannya mengingatkan agar di sisa umur kita, sempatkanlah untuk menuntut ilmu agama Islam yang benar, agar kita semua dapat menjadi muslim yang cerdas yang tahu jalan ibadah meuju ALLAH SWT, dan tahu apa-apa saja yang dapat merintangi kita untuk menuju ridhoNYA.

Semoga bermanfaat, dan setelah kita memperoleh ilmu ini segera sebarkan dan ajarilah pada saudara-saudara kita yang belum tahu.

Smart Moslem

SHALAT DALAM KORIDOR AL-QUR`AN DAN SUNNAH

Posted on 18.41 by SMART MOSLEM

DEFINISI SHOLAT

Sholat berasal dari bahasa Arab
As-Sholah

Definisi (ta'rif/pengertian):

Sholat secara Bahasa (Etimologi) berarti Do'a
Sedangkan secara Istilah/Syari'ah (Terminologi), sholat adalah perkataan dan perbuatan tertentu/khusus yang dibuka/dimulai dengan takbir (takbiratul ihram) diakhiri/ditutup dengan salam.
Sholat merupakan rukun perbuatan yang paling penting diantara rukun Islam yang lain sebab ia mempunyai pengaruh yang baik bagi kondisi akhlaq manusia. sholat didirikan sebanyak lima kali setiap hari, dengannya akan didapatkan bekas/pengaruh yang baik bagi manusia dalam suatu masyarakatnya yang merupakan sebab tumbuhnya rasa persaudaraan dan kecintaan diantara kaum muslimin ketika berkumpul untuk menunaikan ibadah yang satu di salah satu dari sekian rumah milik Allah subhanahu wa ta'ala (masjid).

HUKUM SHOLAT

Melaksanakan sholat adalah wajib (fardlu) 'aini bagi setiap orang yang sudah mukallaf (terbebani kewajiban syari'ah), baligh (telah dewasa/dengan ciri telah bermimpi), dan 'aqil (berakal).
Allah berfirman:

"Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar mereka hanya beribadah/menyembah kepada Allah sahaja, mengikhlaskan keta'atan pada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan hanif (lurus), agar mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, demikian itulah agama yang lurus". ( Surat Al-Bayyinah:5).

PENETAPAN SHOLAT

Diantara sekian banyak bentuk ibadah dalam Islam, sholat adalah yang pertama kali di tetapkan kewajibannya oleh Allah subhanahu wa ta'ala, Nabi menerima perintah dari Allah tentang sholat pada malam mi'raj (perjalanan ke langit) tanpa perantara.
Anas berkata:

"sholat diwajibkan kepada Nabi sebanyak 50 reka'at pada malam ketika beliau diperjalankan (isra'-mi'raj), kemudian dikurangi hingga menjadi tinggal 5 roka'at kemudian ada yang menyerunya: Wahai Muhammad hal tersebut tidak seperti harapanku namun bagimu yang 5 roka'at itu setara dengan 50 roka'at."
(Dikeluarkan oleh Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan An-Nasa'i).

HIKMAH SHOLAT

Sholat disyari'atkan sebagai bentuk tanda syukur kepada Allah, untuk menghilangkan dosa-dosa, ungkapan kepatuhan dan merendahkan diri di hadapan Allah, menggunakan anggota badan untuk berbakti kepada-Nya yang dengannya bisa seseorang terbersih dari dosanya dan tersucikan dari kesalahan-kesalahannya dan terajarkan akan ketaatan dan ketundukan.
Allah telah menentukan bahwa sholat merupakan syarat asasi dalam memperkokoh hidayah dan ketakwaan, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:

"Alif Laaam Miiim. Kitab (Al Qur-an) tidak ada keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (QS. Al Baqarah : 1-2).

Di samping itu Allah telah mengecualikan orang-orang yang senantiasa memelihara sholatnya dari kebiasaan manusia pada umumnya: berkeluh kesah dan kurang bersyukur, disebutkan dalam fiman-Nya:

"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah dan kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat, yang mereka itu tetap mengerjakan sholat." (QS Al Ma'arij: 19-22).

KEDUDUKAN SHOLAT

Sholat merupakan salah satu rukun Islam setelah syahadatain. Dan amal yang paling utama setelah syahadatain. Barangsiapa menolak kewajibannya karena bodoh maka dia harus dipahamkan tentang wajibnya sholat tersebut, barangsiapa tidak meyakini tentang wajibnya sholat (menentang) maka dia telah kafir. Barangsiapa yang meninggalkan sholat karena menggampang-gampangkan atau malas, maka wajib baginya untuk bertaubat kepada Allah.

Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

"Pemisah di antara kita dan mereka (orang kafir) adalah sholat. Barangsiapa meninggalkannya maka sungguh dia telah kafir." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah).

Sholat dalam Islam mempunyai kedudukan yang tidak disamai oleh ibadah-ibadah lainnya. Ia merupakan tiangnya agama ini. Yang tentunya tidaklah akan berdiri tegak kecuali dengan adanya tiang tersebut.
Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menegaskan:

"Pondasi (segala) urusan adalah Islam, dan tiangnya (Islam) adalah sholat, sedangkan yang meninggikan martabatnya adalah jihad fi sabilillah."(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Sholat merupakan kewajiban mutlak yang tidak pernah berhenti kewajiban melaksanakannya sekalipun dalam keadaan takut, sebagaimana firman Allah Ta'ala menunjukkan:

"Peliharalah segala sholat(mu), dan (peliharalah) sholat wustha. Jika kamu dalam keadaan takut (akan bahaya), maka sholatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (sholatlah) sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui." (QS. AL-baqarah : 238 - 239).

Sholat adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan Allah dan nantinya akan menjadi amalan pertama yang dihisab di antara malan-amalan manusia serta merupakan akhir wasiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sebagaimana disebutkan dalam sabdanya:

"Sholat, sholat dan budak-budak yang kamu miliki."
(HR. Ibnu Majah dan Ahmad. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Sholat yang nantinya akan menjadi amalan terakhir yang hilang dari agama ini. Jika sholat telah hilang, berarti hilanglah agama secara keseluruhan. Untuk itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan dengan sabdanya:

"Tali-tali (penguat) Islam sungguh akan musnah seikat demi segera berpegang dengan ikatan berikutnya (yang lain). Ikatan yang pertama kali binasa adalah hukum, dan yang terakhir kalinya adalah sholat."(HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).

RUKUN-RUKUN SHOLAT

Rukun sholat adalah setiap bagian sholat yang apabila ketinggalan salah satunya dengan sengaja atau karena lupa maka sholatnya batal (tidak sah).

1. Berdiri bagi yang mampu, bila tidak mampu berdiri maka dengan duduk, bila tidak mampu duduk maka dengan berbaring secara miring atau terlentang.
2. Takbiratul Ihram ketika memulai sholat
3. Membaca Al Fatihah
4. Ruku
5. I'tidal
6. Sujud
7. Bangun dari sujud
8. Duduk diantara dua sujud
9. Tuma'ninah dalam setiap rukun
10. Tasyahud Akhir
11. Duduk Tasyahud Akhir
12. Shalawat atas Nabi pada Tasyahud Akhir
13. Tertib pada setiap rukun
14. Salam

HAL YANG WAJIB DALAM SHOLAT

Hal yang wajib dalam sholat adalah bagian sholat yang apabila ketinggalan salah satunya dengan sengaja maka sholatnya batal (tidak sah), tapi kalau tidak sengaja atau lupa maka orang yang sholat diharuskan melakukan sujud sahwi.

1. Semua takbir selain takbiratul ihram
2. Melafadzkan : SUBHANA RABBIYAL A'DZIIM pada saat ruku'
3. Melafadzkan : SAMI'ALLAHULIMAN HAMIDAH bagi Imam dan pada saat sholat sendiri
4. Melafadzkan : RABBANA WALAKAL HAMDU bagi Imam, makmum dan pada saat sholat sendiri
5. Melafadzkan : SUBHANA RABBIYAL A'LA pada saat sujud
6. Melafadzkan : RABIGHFIRLII pada saat duduk diantara dua sujud
7. Tasyahud awal
8. Duduk Tasyahud awal

HAL YANG SUNNAH DALAM SHOLAT

Hal yang sunnah dalam sholat adalah bagian sholat yang tidak termasuk dalam rukun maupun wajib, tidak membatalkan solat baik ditinggalkan secara sengaja maupun lupa.

1. Mengangkat kedua tangan ketika takbir.
2. Membaca do'a istiftah/iftitah
3. Membaca ta'awudz ketika memulai qiro'ah (bacaan)
4. Membaca surat dari Al-Qur'an setelah membaca Al-Fatihah pada dua rakaat yang awal
5. Meletakkan dua tangan pada lutut selama rukuk
6. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri selama berdiri
7. Mengarahkan pandangan mata ke tempat sujud selama sholat (kecuali waktu tasyahud- pent)

HAL YANG MEMBATALKAN SHOLAT

1. Berbicara ketika sholat
2. Tertawa
3. Makan dan minum
4. Berjalan terlalu banyak tanpa ada keperluan
5. Tersingkapnya aurat
6. Memalingkan badan dari kiblat
7. Menambah rukuk, sujud, berdiri atau duduk secara sengaja
8. Mendahului imam dengan sengaja

HAL YANG MAKRUH DALAM SHOLAT

1. Memejamkan dua mata
2. Menoleh tanpa keperluan
3. Meletakkan lengan dilantai ketika sujud
4. Banyak melakukan gerakan yang sia-sia, misal: main-main dengan jam (melihat jam, mengakurkan jam, memperbaiki tali jam, membersihkan jam dll), mempermainkan baju, atau lainya

SHOLAT BERJAMAAH

a. Hukum Shalat Berjama'ah

Shalat berjama'ah itu adalah wajib bagi tiap-tiap mukmin laki-laki, tidak ada keringanan untuk meninggalkannya terkecuali ada udzur (yang dibenarkan dalam agama).

Hadits-hadits yang merupakan dalil tentang hukum ini sangat banyak, di antaranya:
Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu, ia berkata,
Telah datang kepada Nabi shallallaahu alaihi wasallam seorang lelaki buta, kemudian ia berkata,

"Wahai Rasulullah, aku tidak punya orang yang bisa menuntunku ke masjid, lalu dia mohon kepada Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam agar diberi keringanan dan cukup shalat di rumahnya.' Maka Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam memberikan keringanan kepadanya. Ketika dia berpaling untuk pulang, beliau memanggilnya, seraya berkata, 'Apakah engkau mendengar suara adzan (panggilan) shalat?', ia menjawab, 'Ya.' Beliau bersabda, 'Maka hendaklah kau penuhi (panggilah itu)'. (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu ia berkata: 'Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda,

"Shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya' dan shalat Subuh. Seandainya mereka itu mengetahui pahala kedua shalat tersebut, pasti mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Aku pernah berniat memerintahkan shalat agar didirikan kemudian akan kuperintahkan salah seorang untuk mengimami shalat, lalu aku bersama beberapa orang sambil membawa beberapa ikat kayu bakar mendatangi orang-orang yang tidak hadir dalam shalat berjama'ah, dan aku akan bakar rumah-rumah mereka itu." (Muttafaq 'alaih)

Dari Abu Darda' radhiallaahu anhu, ia berkata,

'Aku mendengar Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Tidaklah berkumpul tiga orang, baik di suatu desa maupun di dusun, kemudian di sana tidak dilaksanakan shalat berjama'ah, terkecuali syaitan telah menguasai mereka. Maka hendaklah kamu senan-tiasa bersama jama'ah (golongan yang banyak), karena sesungguhnya serigala hanya akan memangsa domba yang jauh terpisah (dari rombongannya)'. (HR. Ahmad, Abu Daud, An-Nasai dan lainnya, hadits hasan )

Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi shallallaahu alaihi wasallam bersabda,

'Barangsiapa mendengar panggilan adzan namun tidak mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya, ter-kecuali karena udzur (yang dibenarkan dalam agama)'. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan lainnya, hadits shahih)

Dari Ibnu Mas'ud radhiallaahu anhu, ia berkata,

"Sesungguhnya Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam mengajari kami sunnah-sunnah (jalan-jalan petunjuk dan kebenaran) dan di antara sunnah-sunnah tersebut adalah shalat di masjid yang dikuman-dangkan adzan di dalamnya". (HR. Muslim)

b. Keutamaan Shalat Berjama'ah

Shalat berjama'ah mempunyai keutamaan dan pahala yang sangat besar, banyak sekali hadits-hadits yang menerangkan hal tersebut di antaranya adalah:
Dari Ibnu Umar radhiallaahu anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda,

"Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama daripada shalat sendirian". (Muttafaq 'alaih)

Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu, ia berkata, 'Bersabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam,

"Shalat seseorang dengan berjama'ah lebih besar pahalanya sebanyak 25 atau 27 derajat daripada shalat di rumahnya atau di pasar (maksudnya shalat sendirian). Hal itu dikarenakan apabila salah seorang di antara kamu telah berwudhu dengan baik kemudian pergi ke masjid, tidak ada yang menggerakkan untuk itu kecuali karena dia ingin shalat, maka tidak satu langkah pun yang dilangkahkannya kecuali dengannya dinaikkan satu derajat baginya dan dihapuskan satu kesalahan darinya sampai dia memasuki masjid. Dan apabila dia masuk masjid, maka ia terhitung shalat selama shalat menjadi penyebab baginya untuk tetap berada di dalam masjid itu, dan malaikat pun mengu-capkan shalawat kepada salah seorang dari kamu selama dia duduk di tempat shalatnya. Para malaikat berkata, 'Ya Allah, berilah rahmat kepadanya, ampunilah dia dan terimalah taubatnya.' Selama ia tidak berbuat hal yang mengganggu dan tetap berada dalam keadaan suci". (Muttafaq 'alaih)

c. Berjama'ah dapat dilaksanakan sekalipun dengan seorang makmum dan seorang imam Shalat berjama'ah bisa dilaksanakan dengan seorang makmum dan seorang imam, sekalipun salah seorang di antaranya adalah anak kecil atau perempuan. Dan semakin banyak jumlah jama'ah dalam shalat semakin disukai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dari Ibnu Abbas radhiallaahu anhuma, ia berkata,

"Aku pernah bermalam di rumah bibiku, Maimunah (salah satu istri Nabi shallallaahu alaihi wasallam), kemudian Nabi shallallaahu alaihi wasallam bangun untuk shalat malam, maka aku pun ikut bangun untuk shalat bersamanya, aku berdiri di samping kiri beliau, lalu beliau menarik kepalaku dan menempatkanku di samping kanannya". (Muttafaq 'alaih)

Dari Abu Sa'id Al-Khudri dan Abu Hurairah radhiallaahu anhuma, keduanya berkata,

"Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Barangsiapa ba-ngun di waktu malam hari kemudian dia membangunkan isterinya, kemudian mereka berdua shalat berjama'ah, maka mereka berdua akan dicatat sebagai orang yang selalu berdzikir kepada Allah". (HR. Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih)

Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiallaahu anhu,

"Bahwasanya seorang laki-laki masuk masjid sedangkan Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam sudah shalat bersama para sahabatnya, maka beliau pun bersabda, 'Siapa yang mau bersedekah untuk orang ini, dan menemaninya shalat.' Lalu berdirilah salah seorang dari mereka kemudian dia shalat bersamanya". (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, hadits shahih)

Dari Ubay bin Ka'ab radhiallaahu anhu, ia berkata, 'Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda,

"Shalat seseorang bersama orang lain (berdua) lebih besar pahalanya dan lebih mensucikan daripada shalat sendirian, dan shalat seseorang ditemani oleh dua orang lain (bertiga) lebih besar pahalanya dan lebih menyucikan daripada shalat dengan ditemani satu orang (berdua), dan semakin banyak (jumlah jama'ah) semakin disukai oleh Allah Ta'ala". (HR. Ahmad, Abu Daud dan An-Nasai, hadits hasan)

d. Hadirnya Wanita Di Masjid dan Keutamaan Shalat Wanita Di Rumahnya

Para wanita boleh pergi ke masjid dan ikut melaksanakan shalat berjama'ah dengan syarat menghindarkan diri dari hal-hal yang membangkitkan syahwat dan menim-bulkan fitnah, seperti mengenakan perhiasan, bersolek dan menggunakan wangi-wangian.
Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda:

"Janganlah kalian melarang para wanita (pergi) ke masjid dan hendaklah mereka keluar dengan tidak me-makai wangi-wangian." (HR. Ahmad dan Abu Daud, hadits shahih

Dan beliau juga bersabda:

"Perempuan yang mana saja yang memakai wangi-wangian, maka janganlah dia ikut shalat Isya' berjama'ah bersama kami." (HR. Muslim)

Pada kesempatan lain, beliau juga bersabda:

"Perempuan yang mana saja yang memakai wangi-wangian, kemudian dia pergi ke masjid, maka shalatnya tidak diterima sehingga dia mandi." (HR. Ibnu Majah, hadits shahih)

"Jika salah seorang dari kalian (wanita) menghadiri mesjid maka janganlah menyentuh wangi-wangian." (HR. Muslim)

Beliau juga bersabda:

"Jangan kamu melarang istri-istrimu (shalat) di masjid, namun rumah mereka sebenarnya lebih baik untuk mereka." (HR. Ahmad, Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih)

Dalam sabdanya yang lain:

"Shalat seorang wanita di salah satu ruangan rumahnya lebih utama daripada di bagian tengah rumahnya dan shalatnya di kamar (pribadi)-nya lebih utama daripada (ruangan lain) di rumahnya." (HR. Abu Daud dan Al-Hakim)

Beliau bersabda pula:

"Sebaik-baik tempat shalat bagi kaum wanita adalah bagian paling dalam (tersembunyi) dari rumahnya." (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi, hadits shahih)

Sumber:
1. Sifat Sholat Nabi Edisi Revisi, karya Muhammad Nashiruddin Al-Albani
Penerbit : Media Hidayah, Yogyakarta , Cetakan Pertama
Terjemahan dari Kitab Shifatu Shalaati an Nabiyyi Shallallahi 'Alaihi wa Sallam min at-Takbiiri ilaa at Tasliimi Ka-annaka Taraahaa
2. Sifat Shalat Nabi, karya Abdullah bin Abdurrahman Al Jibrin
Penerbit : At Tibyan, Solo
Terjemahan dari Kitab Shifatus Shalah
3. Sifat Sholat Nabi SAW dan Dzikir-dzikir Pilihan, karya Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin dan Syaikh Abdulaziz bin Baz
Penerbit : Pustaka Al Kautsar, Jakarta , Cetakan ke-10
Terjemahan dari Kitab Fatawa Hammah wa Risalah fii Shifati Sholatin Nabii Saw
4. Fikih Sunnah Jilid 1 dan 2, karya Sayyid Sabiq
Penerbit : PT. Al Ma'arif, Bandung , Cetakan ke-14
Terjemahan dari Kitab Fiqhus Sunnah
5. Al Fiqhu lilmustawar raabi'il ibtida-i, silsilatul manahijid diraasah
Penerbit : Jum'iyatu Ihyaut Turots Al-Islamii -Lajnah Junuubi Syarqi Asiya
6. Koreksi Total Ritual Sholat, karya Abu Ubaid Masyhur bin Hasan Mahmud bin Salman
Penerbit : Pustaka Azzam, Jakarta , Cetakan ke-3
Terjemahan dari Kitab al Qaulul mubin fii akhta-il Mushallin
7. Kumpulan Tulisan tentang Sholat, penyusun : Ustadz Abdul Hakim Abdat
8. Diktat Sholat, anonim
Penerbit: Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin, Ngruki, Cemani, Sukoharjo.
9. Sifat Wudhu Nabi, karya Abdullah bin Abdurrahman Al Jibrin
Sumber: www.alsofwah.or.id/html/tc_wudhu.html
10. Shalat karya Syeikh Abdullah bin Sholeh Al Ubailan
11. Tuntunan Shalat menurut Al-Quran dan As-Sunnah, karya Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Jibrin
Penerbit At-Tibyan, Solo



Rukhsah Shalat dari Allah (Keringanan dalam Shalat)

Islam adalah agama yang mudah dan banyak sekali memberikan kemudahan (rukhsah) bagi umatnya. Termasuk dalam hal pelaksanaan ibadah shalat atas apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya. Berikut ini di antara bentuk-bentuk kemudahan dari Allah SWT tersebut.

1. Membukakan pintu ketika sedang shalat.

Hal ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw dalam sebuah hadits. Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata,

"Rasulullah sedang shalat di rumah dan pintu terkunci dari dalam, lalu saya datang dan meminta agar dibukakan pintu, lalu Rasulullah bergerak membuka pintu kemudian melanjutkan shalatnya." Aisyah berkata, "Pintu itu berada di arah kiblat." (HR Abu Dawud, Nasa'i, At-Tirmidzi, dan Ahmad)

Namun, sebelum melakukan gerakan tersebut (membuka pintu), hendaknya orang yang sedang shalat mengeraskan bacaan takbirnya agar diketahui oleh orang yang mengetuk pintu. Jika tidak mengerti juga maka hendaknya membuka pintu dengan gerakan yang sangat halus dan tidak memalingkan tubuhnya dari arah kiblat.

2. Shalat sambil menggendong bayi atau balita

Ada sebuah pertanyaan. Apa yang dilakukan seseorang (ibu) jika ia mempunyai bayi atau balita yang rewel yang menyebabkan ia susah melaksanakan shalat karena kerewelannya?

Islam adalah agama yang mudah dan memudahkan pemeluknya untuk melakukan ibadah tanpa terhalang oleh apa pun. Oleh karena itu, dalam kasus di atas, jika tidak ada orang lain yang mengasuhnya atau seseorang yang menjaganya ketika kita akan melakukan shalat, sebagai rukhsah (keringanan) bagi kita adalah kita boleh menggendongnya ketika kita shalat.

Adapun caranya adalah sebagai berikut.

a. Sebelum digendong terlebih dahulu bersihkan dari segala macam najis yang menempel pada bayi atau balita.
b. Niat seperti biasa sambil menggendong bayi atau balita.
c. Tangan tidak perlu diangkat ketika takbir dan juga tidak bersedekap di atas dada, karena hukum mengangkat tangan dan menyedekapkan di atas dada adalah sunah.
d. Ketika rukuk, tangan tidak perlu diletakkan di atas lutut, tapi tetap memegang erat bayi atau balita.
e. Ketika hendak sujud, letakkan bayi atau balita
tersebut di tempat yang mudah dijangkau tanpa
gerakan yang berlebihan.
f. Laksanakan seperti itu hingga shalat selesai.

Hal ini berdasarkan hadist dari Abu Qatadah :

"ia berkata, "Rasulullah shalat sedang cucunya Umamah putri Zainab berada di punggungnya. Bila beliau rukuk, diletakkannya cucunya tersebut dan bila berdiri dari sujud, diambilnya kembali dan diletakkan di punggungnya seperti semula."

Dari Abdullah bin Syidad dari ayahnya berkata,

"Pada suatu ketika Rasulullah keluar untuk mengerjakan shalat Zuhur atau Asar, beliau membawa cucunya Hasan atau Husein, lalu maju ke depan dan meletakkan cucunya kemudian bertakbir. Ketika sujud, beliau sujud lama sekali hingga terangkat kepalaku. Terlihat olehku, ternyata sang cucu sedang berada di punggung Rasulullah, maka aku pun kembali sujud. Setelah selesai shalat, para jamaah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, lama sekali Anda sujud hingga kami mengira bahwa telah terjadi sesuatu atau wahyu sedang diturunkan kepadamu.’ Rasulullah menjawab, 'Semua itu tidak terjadi, melainkan ketika itu cucuku sedang berada di punggungku dan aku tidak mau mengganggunya hingga dia merasa puas bermain-main." (HR Ahmad, An-Nasa`i, dan Hakim)

3. Memberi isyarat dalam shalat.

Diperbolehkan memberi isyarat kepada orang yang sangat membutuhkan. Misalnya seseorang yang menanyakan kunci kendaraan, sedangkan kita sedang melaksanakan shalat dan tidak ada seorang pun yang mengetahuinya selain kita. Sedangkan dia sangat membutuhkan kendaraan, atau memberi isyarat kepada seseorang untuk melakukan sesuatu, atau memberi isyarat ketika menjawab salam. Hal ini berdasarkan pada sebuah hadits:

Jabir bin Abdullah ra berkata,:

"Aku diperintahkan oleh Nabi agar datang menemuinya, karena pada waktu itu beliau hendak pergi bertemu dengan Bani Musthalik, kebetulan aku tiba ketika Nabi sedang shalat di atas kendaraannya. Aku berkata-kata kepadanya, maka beliau pun memberikan isyarat dengan tangannya sambil menganggukkan kepalanya sedangkan aku mendengarkan bacaan shalat beliau. Setelah selesai shalat, beliau bertanya kepadaku, "Bagaimana tugas yang aku berikan kepadamu? Sebenarnya tidak ada yang menghalangiku untuk menjawab ucapanmu, karena ketika itu aku sedang shalat." (HR Muslim dan Ahmad)

Hadits lain menerangkan, Syuaib berkata,:

"Subhaanallah", dan bagi makmum perempuan dengan menepukkan tangan sehingga menimbulkan bunyi. Dengan bunyi tersebut, imam akan segera menyadari kesalahannya dan memperbaikinya. Hal ini didasarkan pada hadist, dari Sahl bin Sa'ad, Rasulullah bersabda, "Aku berjalan di dekat Rasulullah ketika beliau sedang melaksanakan shalat. Aku pun mengucapkan salam kepadanya dan beliau menjawab dengan isyarat." (HR At-Tirmidzi dan Ahmad)


* Artikel ini dikutip dari buku "Panduan Pintar Shalat"

Semoga bermanfaat, silahkan sebarkan informasi ini pada yang belum mengetahui, semoga kita menjadi orang muslim yang beruntung dihadapan ALLAH SWT.

Amien

Smart Moslem





+

BAGAIMANA MENJADI MUSLIM YANG CERDAS DALAM KORIDOR AL-QUR`AN DAN AS-SUNNAH

Posted on 07.12 by SMART MOSLEM | 3 komentar

Para pembaca yang dimuliakan ALLAH, sebagian saudara kita yang Muslim banyak yang masih gamang dan bingung bagaimana semestinya harus bersikap dalam menjalankan agama Islam yang telah menjadi bagian dari dirinya, sebagian ada yang cuek saja dan menjalani hidup apa adanya yang penting saya beragama Islam (dalam KTP), tanpa ada suatu usaha untuk dapat memahami bagaimana Islam itu yang sesungguhnya, sebagian lagi ada yang beranggapan kalau Islam itu, yang penting saya sudah menjalankan Shalat, Puasa, Zakat dan berbuat baik pada sesama, tapi apakah dalam Islam, hanya mengerjakan masalah Shalat, Puasa, Zakat, Haji dan sebagainya sudah dianggap cukup dimata ALLAH?, tentunya tidak demikian, Islam tidak hanya mengajarkan Shalat, Puasa, Zakat dan lain-lain, tapi ternyata ada empat tahapan yang harus kita jalani supaya kita dianggap oleh ALLAH sudah menjalankan Islam secara utuh, dan sebagai seorang muslim yang cerdas, kita wajib dan harus mempelajari empat hal tersebut yaitu sebagaimana terdapat dalam (QS. Al-Ashr), yang berbunyi sebagai berikut :
  • “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
Membaca surat Al-Ashr diatas sangatlah jelas sekali dan terang benderang, bahwa ALLAH SWT bersumpah bahwa semua orang di dunia ini, tanpa kecuali semunya dalam keadaan rugi atau bangkrut, termasuk kita orang Islam (apalagi Cuma Islam di KTP), tetapi di Surat tersebut dengan jelas dan terang benderang pula ALLAH memberikan solusi atau persyaratan, agar kita dapat menjadi orang yang beruntung di dunia dan di akhirat, mungkin pembaca ada yang kaget mengapa saya sebutkan diatas orang Islam juga termasuk yang dikategorikan ALLAH sebagai kelompok yang bangkrut, dan untuk penjelasan berikutnya saya fokuskan pada orang Islam saja, mengapa?, karena sebelum menginjak penjelasan selanjutnya, kita harus pastikan dulu bahwa kita orang Muslim (tentunya kita semua tahu awal untuk masuk Islam adalah mengucapkan dua kalimat syahadat), nah yang jadi permasalahan adalah apakah kita sekarang termasuk golongan umat Ismam yang dalam keadaan merugi / bangkrut, ataukah kita umat Islam yang termasuk dalam kategori yang beruntung? Silahkan kita jawab dalam hati kita masing-masing setelah membaca uraian yang selanjutnya., dalam surat Al-Ashr yang pertama ALLAH bersumpah dengan masa yang terdalamnya terdapat peristiwa-peristiwa yang baik maupun yang buruk, dan sebagaimana disebutkan diatas bahwa semua manusia pasti merugi kecuali yang memiliki empat sifat (melalui empat tahapan), yaitu Iman, amal shaleh, saling menasehati supaya menaati kebenaran, dan saling menasehati supaya menepati kesabaran, yang kalau kita rangkum menjadi kalimat sederhana yang bisa kita mengerti adalah, Iman (iman hanya bisa tercapai dengan ilmu) karena semuanya harus dipelajari dengan menuntut ilmu terutama ilmu agama Islam yang benar (yang berdasar pada Al-qur`an dan as-sunnah) dan ini mau tidak mau kita harus memaksakan diri untuk belajar agama Islam secara benar, dimana ia tidak akan memperoleh kebahagiaan didunia maupun diakhirat kecuali dengan petunjuk agama Islam tersebut, amal shaleh adalah memaksanya untuk bersungguh-sungguh mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari sampai mati setelah mengetahui ilmu agama Islam, nasehat-menasehati untuk menegakkan kebenaran bersungguh-sungguh mendakwahkan dan mengajarkan kepada yang tidak mengetahuinya, nasehat-menasehati untuk menetapi kesabaran memaksanya untuk bersungguh-sungguh bersabar terhadap kesukaran dan gangguan manusia dalam berdakwah dan kita lakukan itu untuk mengharap ridho-NYA, kalau kita sudah melaksanakan ke empat tingkatan itu barulah kita dianggap ALLAH sebagai manusia yang beruntung, dan masuk golongan robbaniyyin.


  • Imam Asy-Syafi`I berkata : “Seandainya ALLAH tidak menurunkan hujah bagi manusia selain surat ini, niscaya telah cukup bagi mereka”

  • Yang dimaksud beliau adalah bahwa surat ini cukup bagi manusia untuk mendorong berpegang teguh kepada keimanan, amal shaleh, dakwah kepada ALLAH, dan kesabaran kesabaran diatas itu semua. Yang beliau maksudkan bukanlah bahwa surat ini cukup bagi manusia untuk menjelaskan seluruh syariat Islam.Ucapan beliau, Andaikan ALLAH tidak menurunkan hujah kepada manusia, kecuali surat ini, niscaya telah mencukupi mereka,” adalah karena jika seseorang yang mempunyai akal pikiran sensitive, tentunya mendengar atau membaca surat Al-Ashr ini, pasti berusaha untuk menyelamatkan diri dari kerugian, dengan berusaha memiliki empat sifat atau empat tingkatan dalam surat Al-Ashr tersebut yaitu, Iman, Amal shaleh, Saling menasehati untuk melaksanakan kebenaran, dan saling menasehati untuk menetapi kesabaran.
Secara detail ke empat tahapan didalam Surat Al-Ashr adalah :

  • 1. Ilmu (mempunyai dan mempelajari Ilmu), (Iman)
Setelah kita mengaku sebagai orang Islam wajib bagi kita untuk menuntut ilmu, tentunya hal ini di fokuskan untuk ilmu agama dan yang berhubungan dengan masalah-masalah ibadah, hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :

  • "Menuntut ilmu itu hukumnya wajib (jika dikerjakan mendapat pahala, jika ditinggalkan mendapat dosa) bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan, waktunya dari buaian bunda (bayi), sampai masuk liang kubur (mati)"



Jelas dan terang sekali bukan hadits diatas, kalau kita sudah mengaku sebagai orang Islam (Muslim), maka kita sudah terkena hukum wajib dalam menuntut ilmu, kita tentunya tahu bahwa kata-kata wajib berarti jika dikerjakan/dilaksanakan kita akan mendapat dosa dan jika ditinggalkan/diabaikan kita akan mendapat murka dan dosa, dan waktunya pun dalam Islam tidak terbatas selama hidup dari kita lahir / bayi sampai kita mati, dan yang umum terjadi dan sangat memprihatinkan di kalangan kita, adalah jika kita sudah merasa dewasa atau tua kita jadi enggan untuk menuntut ilmu, maka dari itu saudaraku sesama muslim, sebelum kita dijemput oleh sang ajal, tuntutlah ilmu sebanyak-banyaknya, agar kita tergolong orang yang beruntung,
  •  karena kematian itu datangnya lebih cepat dari yang kita perkirakan.

Ada alasan yang sangat kuat dan mendasar mengapa kita harus ber ilmu, dalam Al-Qur`an disebutkan bahwa kita dilarang mengerjakan suatu ibadah yang kita tidak tahu ilmunya, karena agar agama Islam kita menjadi benar itu semua harus kita raih melalui ilmu, karena hal-hal yang mendasar dalam Islam harus dilandasi dengan Ilmu, Shalat kita harus tahu ilmunya, puasa kita juga harus tahu ilmunya dan lain-lainnya.
Ilmu dapat diartikan sebagai : mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikatnya, dengan seyakin-yakinnya (dalam Islam dasarnya adalah Al-Qur`an dan al-Hadits sh

  • Pengetahuan ilmu itu memiliki enam tingkatan yaitu :
Pertama : Al`Ilmu, yaitu mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikatnya, dengan seyakin-yakinnya.


Kedua : Al-Jahlu `l-Basith, yaitu ketidak tahuan mengenai sesuatu sama sekali.


Ketiga : Al-Jahlu `l-Murokkab, yaitu mengetahui sesuatu berbeda dari hakikatnya


Keempat : Al-Wahmu, yaitu pengetahuan tentang sesuatu dengan kemungkinan kuat mengenai kebalikannya.


Kelima : Asy-Syakk, yaitu pengetahuan tentang sesuatu dengan kemungkinan sama mengenai kebalikannya.


Keenam : Azh-Zhoon, yaitu pengetahuan tentang sesuatu dengan kemungkinan lemah mengenai kebalikannya

  • Sedangkan ilmu itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu ilmu dhorur`i yaitu ilmu yang obyek pengetahuan didalamnya bersifat semi pasti, tidak perlu pemikiran dan pembuktian. Misalnya pengetahuan bahwa api itu panas, es itu dingin., Sedangkan ilmu nazhori` adalah membutuhkan pemikiran dan pembuktian, misalnya mengenai kewajiban berniat dalam berwudhu, shalat, puasa dan lainnya.
Adapun ilmu yang akan kita bahas disini, kita rangkum menjadi tiga saja yang menjadi dasar dan pondasi kita sebagai seorang muslim yaitu, ilmu mengenal ALLAH, ilmu mengenal Nabi-NYA, DAN ILMU MENGENAL Dinul (agama) Islam

  • MENGENAL ALLAH SWT
Mengenal ALLAH mengandung maksud bahwa mengenal ALLAH SWT dengan hati, yang berakibat kepada penerimaan secara ikhlas dan mantap mengenai syari`at yang ditetapkan-NYA, ketundukan dan kepatuhan kepada-NYA, serta menjadikan syari`at-NYA yang dibawa oleh Rasul-Rasul-NYA sebagai penentu hukum, seorang hamba bisa mengenal ALLAH SWT dengan memperhatikan ayat-ayat syar`iyah yang terdapat dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW, serta memperhatikan ayat kauniyah yang terdapat pada makhluk-makhluk ALLAH, karena semakin seseorang itu memperhatikan maka semakin bertambahlah pengetahuannya tentang Penciptanya dan Rabb yang diibadahinya, sebagaimana Firman ALLAH (QS. Adz-Dzariyat : 20-21)

  • “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan”?


  • MENGENGENAL NABI-NYA
Mengenal Nabi maksudnya mengenal atau mengetahui Rasulullah Muhammad SAW, dengan pengetahuan yang mengakibatkan penerimaan kepada petunjuk dan ajaran yang benar yang dibawa oleh beliau, membenarkan segala hal yang dikabarkannya, melaksanakan perintahnya, menjauhi larangannya, menjadikan syari`atnya sebagai sumber hukum, yang dasar dan terpenting adalah harus merasa puas dan cukup dengan syari`at yang dibawa beliau Rasulullah SAW, jangan menambah-nambah atau mengada-adakan syari`at yang bersumber pada akal dan hawa nafsu kita, dan rela serta ikhlas menerima ketentuan yang ditetapkan beliau. Sebagaimana firman ALLAH dalam (QS. An-Nisa` : 65) :

  • “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”

    (QS. An-Nur : 51) :
  • “Sesungguhnya jawaban orang-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan." "Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
(QS. An-Nisa` : 59) :

  • Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”


(QS. An-Nur : 63) :

  • “Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.”
Imam Ahmad ra berkata :

  • “Tahukah kalian, apakah fitnah itu? Fitnah adalah perbuatan syirik. Bila seseorang membantah sebagian firman-NYA, barangkali ada sedikit penyimpangan yang terlintas dihatinya, sehingga ia binasa.”

  • MENGENAL DINUL (AGAMA) ISLAM
Makna Islam secara umum adalah beribadah kepada ALLAH dengan syariat yang telah ditetapkan-NYA, sejak ALLAH mengutus rasul hingga terjadinya hari kiamat nanti. ALLAH SWT menyebutkan hal ini dalam banyak ayat yang menunjukan bahwa seluruh syari`at yang ada pada masa yang dahulu, merupakan wujud dari Islam (ketundukan) kepada ALLAH SWT, ALLAH Ta`ala berfirman mengenai Ibrahim dalam (QS. Al-Baqarah : 126) :

  • “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdo`a: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".


Sedang Islam dalam arti khusus setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW, adalah syari`at yang di bawa Nabi Muhammad SAW, sebab syari`at yang dibawa beliau telah menghapuskan seluruh syari`at yang terdahulu.
Barangsiapa mengikutinya maka dia disebut Muslim, sedangkan yang menentangnya bukan Muslim (kafir), orang-orang Yahudi adalah disebut Muslim di zaman Nabi Musa as, orang-orang Nasrani adalah Muslim di zaman Nabi Isa as, adapun setelah Nabi Muhammad SAW diutus, lantas mereka menentang kepada beliau, maka mereka bukan Muslim (kafir).
Islam adalah satu-satunya agama yang diterima disisi ALLAH dan yang sangat berguna bagi penganutnya,. ALLAH SWT berfirman dalam (QS. Ali Imran : 85) :

  • “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”
Islam adalah agama yang sudah di tetapkan ALLAH sebagai agama yang sempurna, baik dalam ibadah, tata cara, dan aturan yang lainnya, karena perlu di ingat kalau kita membuat aturan baru yang tidak berdasar kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul SAW yang shahih, berarti kita mengkhianati ALLAH SWT yang telah memberikan statemen dalam (QS. Al-Maidah : 3) :

  • “Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”


Agar kita tidak terjebak pada ibadah yang tidak ada dasar hukumnya dari ALLAH SWT dan Rasul SAW, karena itu merupakan suatu pengkhianatan yang sangat berat, ibarat kita membuat agama baru dan tandingan selain agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW, silahkan pelajari di bagian Bid`ah pada Bog Smart Moslem ini.
Setelah kita tahu ilmu tentang ALLAH, Rasul-NYA, dan tentang Agama Islam (untuk permasalahan Shalat, Puasa, Zakat, Haji, serta mengenai Nabi Muhamad SAW dan para sahabatnya, akan dibuat tersendiri dalam judul yang lain, dan mudah-mudahan InsyaALLAH dalam waktu dekat akan dimuat di Posting baru Smart Moslem, tentunya semuanya berdasarkan Al-Qur`an dan Hadits yang shahih), apakah di hadapan ALLAH kita sudah termasuk kategori manusia muslim yang beruntung?, jawabannya ternyata kita masih dalam kategori manusia muslim yang masih merugi, walaupun kita sudah menuntut ilmu, tentang ALLAH, Nabi SAW, dan Din Islam, kita masih tetap dianggap ALLAH masih merugi sebelum kita masuk dalam tahap selanjutnya, yaitu setelah memperoleh ilmu tersebut kita wajib dan harus mengamalkannya dalam kehidupan kita setiap hari sampai maut datang menjemput.

  • 2. Mengamalkannya (amal shaleh)
Yang dimaksud mengamalkannya artinya melaksanakan konsekwensi-konsekwensi ilmu pengetahuan yang telah kita dapat tersebut, yaitu beriman kepada ALLAH dan mentaati-NYA dengan cara melaksanakan perintah-perintah-NYA dan meninggalkan larangan-larangan-NYA, baik dalam ibadah khoshoh maupun ibadah muta`adiyah, contoh ibadah khoshoh adalah Shalat, Puasa, haji, sedangkan ibadah muta`adiyah adalah amar ma`ruf nahi munkar, jihad fi sabilillah, dan sebagainya.
Hakikatnya, amal adalah buah ilmu yang kita pelajari, jangan sampai kita seperti yang tersebut dibawah ini :
  • “Siapa beramal tanpa ilmu ia seperti orang Nasrani”
Nabi Isa diutus oleh ALLAH adalah khusus untuk kaum tertentu yaitu Bani Israel, tidak untuk kaum diluar itu, seperti dalam (QS. Ali Imran : 49) :

  • “Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu`jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman."

  • Nabi Isa (Yesus) juga menganggap dirinya sebagai Nabi khusus untuk Bani Israel, dan apabila ada orang lain di luar kaum Bani Israel mendekati, maka dia akan mengusirnya, seperti dalam Injil Matius XV : 21-26, kita secara gamblang dan jelas dapat membaca sebagai berikut :
“Maka Yesus keluarlah dari sana, serta berangkat ke jajahan Tsur dan Sidon, Maka adalah seorang perempuan Kanani dating dari jajahan itu, serta berteriak, katanya : Ya Tuhan, ya anak Daud, kasihanilah hamba, karena anak hamba anak hamba yang perempuan dirasuk setan terlalu sangat.
Tetapi sepatah katapun tidak dijawab oleh Yesus kepada perempuan itu, maka datanglah muridnya meminta kepadanya, serta berkata : Suruhlah perempuan itu pergi, karena ia berteriak-teriak dibelakang kita.
Maka jawab Yesus : “Tidaklah aku disuruhkan kepada yang lain hanya kepada segala domba yang sesat dari antara Bani Israel”


  • Jelas sekali didalam Al-Qur`an dan injil disebutkan bahwa Nabi Isa / Yesus hanya diutus untuk bangsa Bani Israel, bukan kepada bangsa yang lain, jadi kesimpulannya ilmu agama yang diberikan Nabi Isa /Yesus hanya diperuntukan khusus untuk Bangsa Bani Israel / domba-domba yang sesat dari antara Bani Israil.



Jadi jika kita merasa bukan bagian dari bangsa Bani Israil, dan sekarang kita mengamalkan ajaran dari Nabi Isa / Yesus, maka jelas akan salah alamat dan membuat kesalahan yang besar didunia, makanya Siapa beramal tanpa ilmu, ia seperti orang Nasrani, karena ilmunya hanya untuk bangsa Bani Israel, sedangkan jika kita bukan bangsa Bani Israel, tetapi mengamalkan ajaran dari Nabi Isa / Yesus berarti secara logika kita tidakunya Pondasi karena kita tidak diberi ilmu oleh Nabi Isa / Yesus.


  • “Siapa berilmu namun tidak beramal, ia menyerupai orang Yahudi”
Seperti sudah dijelaskan diatas, bahwa Nabi Isa / Yesus hanya diutus untuk bangsa Bani Israel (Yahudi), tidak untuk bangsa yang lainnya, jadi hanya orang Yahudi yang diberi ilmu dan berhak mengamalkannya, tetapi keadaan berkata lain, malah orang Yahudi tidak mau mempercayai dan menentang Nabi nya (Isa as) / Yesus, bahkan membunuh Nabinya sendiri (Yesus dibunuh dengan cara disalib versi Injil), tapi sebenarnya dalam Al-Qur`an Nabi Isa diangkat ALLAH ke langit, dan digantikan sahabat yang mengkhianatinya yaitu Yudas untuk dibunuh dan disalib oleh orang Yahudi).
Penjelasannya adalah bangsa Bani Israel (Yahudi), diberikan ilmu agama oleh Nabi Isa / Yesus tapi mereka menolaknya dan tetap mempertahankan agama nenek moyangnya, tetapi yang sudah dikatakan dalam Kitabullah dan Injil bahwa ilmu itu hanya untuk bangsa Bani Israil, tetapi malah yang mengamalkan ajaran dari Nabi Isa / Yesus adalah bangsa-bangsa / kaum yang lain termasuk bangsa Indonesia sendiri.
Untuk kita kaum Muslimin sendiri itu harus : Berilmu dan mengamalkannya, karena jelas bahwa Nabi Muhammad SAW diutus untuk seluruh alam baik jin ataupun manusia. Tapi apakah jika kita sudah berilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari kita sudah termasuk kategori manusia muslim yang beruntung? Jawabannya masih belum, karena ada satu tugas dan tahap lagi yang harus kita lalui yaitu mendakwahkan pada orang lain yang belum mengerti.

  • 3. Mendakwahkannya (Nasehat-menasehati untuk menegakkan kebenaran)
Mendakwahkannya maksudnya adalah mendakwahkan syari`at ALLAH yang telah dibawa Rasul SAW, untuk berdakwah tidak harus menjadi seorang ustadz atau da`I dulu, setiap kita yang telah memperoleh ilmu (walaupun Cuma satu ayat), dikenai hukum yang wajib untuk menyampaikan kepada yang belum mengetahuinya, terutama ditujukan pada keluarga dekat kita dulu, jadi jangan ada alasan kita tidak mau berdakwah sebelum kita pintar atau jadi da`i dulu, sebelum ajal menjemput laksanakanlah perintah yang kedua dari surat AL-Ashr untuk berdakwah (saling menasehati dalam menetapi kebenaran), tahapan dakwah ada tiga atau empat, Firman ALLAH SWT (QS. An-Nahl : 125) yang berbunyi :

  • “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Sedangkan tahapan dakwah yang keempat adalah : (QS. Al-Ankabut : 46) yang berbunyi sebagai berikut :

  • “Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri".
Kalau kita perhatikan dari kedua ayat diatas sangat jelas sekali kalau kita dalam berdakwah harus, menyeru manusia dalam keadaan baik, dan lemah lembut, tidak boleh pakai kekerasan (apalagi pakai bom segala), karena hanya ALLAH lah yang mengetahui siapa-siapa yang tersesat dari jalan-NYA, dan siapa-siapa orang yang mendapatlkan petunjuk, jadi kita sebagai manusia moslem tugas kita hanya terbatas pada menyampaikan peringatan ALLAH terutama pada manusia yang belum mengetahui, tidak lantas bertindak menghakiminya jika orang yang kita akwah menolak atau mencaci kita, karena kita berdakwah dasarnya adalah untuk mencari keridhaan ALLAH, perkara orang yang kita beri peringatan mau atau tidak mengikuti jalan ALLAH itu bukan wewenang kita tapi sepenuhnya hak mutlak ALLAH, dan jika kita bertindak diluar wewenang kita karena ada manusia yang tidak mau mengikuti jalan ALLAH lantas kita melakukan kekerasan misalnya dengan terror bom, pembunuhan dan sebagainya, itu adalah suatu tindakan yang sangat salah dan berlebihan, kita telah melampaui wewenang kita sebagai manusia, kita perhatikan waktu Nabi Muhammad SAW berdakwah pada orang-orang kafir quraisy, beliau kemudian dilempar dengan batu dan kotoran unta, sampai malaikat Jibril menawarkan pada beliau akan mengangkat gunung Uhud dan akan dilemparkan pada orang kafir yang menyakiti beliau, tapi beliau menolak dan malah berdo`a pada ALLAH agar mereka yang menyakiti beliau diberi petunjuk dan hidayah, itulah salah satu sikap dari pemimpin umat seluruh dunia dalam berdakwah, tidak seperti kita zaman sekarang, kalau sudah dianggap kafir dan bermusuhan oleh sebagian dari umat Islam maka mereka dengan gampangnya melakukan tindakan anarkis dengan meledakan obyek-obyek milik orang kafir, marilah kita renungkan lagi, apakah dulu nabi Muhammad SAW memenangkan Islam dengan terror dan kekerasan?, tentunya tidak bukan,dari riwayat-riwayat yang telah kita pelajari bahwa Nabi Muhammad SAW, memenangkan Islam dengan kasih saying lewat pertolongan ALLAH SWT.
Kita kempali pada pokok pembicaraan, nah setelah kita beriman (dg menuntut ilmu), mengamalkannya untuk kita dalam kehidupan sehari-hari sampai mati, mendakwahkannya kepada yang belum mengetahui, apakah sudah cukup kita masuk kategori orang yang beruntung dimata ALLAH, ternyata belum dan masih ada satu tahapan lagi yang harus kita lewati, yaitu bersabar terhadap gangguan manusia dalam berdakwah.
  • 4. Bersabar terhadap gangguan dalam berdakwah . (nasehat-menasehati untuk menetapi kesabaran)berdakwah
Sabar disini dapat diartikan sebagai menahan diri untuk tetap menaati ALLAH, dan tidak bermaksiat kepada-NYA, dan tidak membenci takdir-takdir yang ditetapkan-NYA, atau menahan diri untuk tidak membenci, mengeluh dan bosan.
Dengan kesabaran, kita senantiasa giat mendakwakan agama ALLAH, sekalipun disakiti, dihina, karena penganiayaan terhadap orang yang mendakwahkan kebaikan, merupakan hal yang biasa yang dilakukan manusia, kecuali mereka yang sudah mendapat petunjuk ALLAH seperti dalam Firman-NYA (QS. Al-An-am : 34) :

  • “Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu.”
Semakin keras penganiayaan terhadap orang yang sedang berdakwah, maka semakin dekat pertolonggan ALLAH, pertolongan ALLAH tidak hanya diberikan ketika masih hidup, saat ia masih bisa melihat pengaruh dakwahnya terwujud, tapi pertolongan itu dating setelah ia wafat, misalnya ALLAH menjadikan hati segenap manusia menerima dakwahnya dan berpegang teguh kepada-NYA, itu termasuk dalam kategori pertolongan ALLAH pada orang yang berdakwah, meskipun orang tersebut telah wafat, karena itu orang yang berdakwah harus bersabar dan konsisten menjalankan dakwahnya, Ia harus bersabar menjalankan agama ALLAH yang didakwahkannya, Ia juga harus bersabar menghadapi gangguan yang menimpanya, lihatlah para rasul juga diganggu dengan perkataan maupun perbuatan, seperti dalam Firman ALLAH SWT (QS. Adz-Dzariyat : 52) :

  • “Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: "Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila".
Dalam (QS. Al-Furqon : 31)

  • “Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong.”
Dan seorang yang sedang berdakwah menerima perlakuan itu dengan sabar.
Perhatikan juga Firman ALLAH SWT (QS. Al-Insan : 23) yang berbunyi :

  • “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur'an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.”
Sebenarnya wajar kiranya jika setelah firman ALLAH ini yang dinantikan adalah sebuah ayat yang berbunyi, “Hendaklah kamu mensyukuri nikmat Rabb mu!” namun ternyata ALLAH berfirman : “
  • Maka bersabarlah untuk (melaksanakan) ketetapan Rabb mu” (QS. Al-Insan : 24).
Ini mengandung maksud bahwa setiap orang yang melaksanakan Al-qur`an pasti mengalami hal-hal yang menuntutnya bersabar.
Perhatikan keadaan Nabi Muhammad SAW ketika dipukuli kaumnya, hingga darah mengucur kewajah beliau, sambil mengucap darah di wajah, beliau berdo`a :

  • “Ya ALLAH ampunilah kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui.”
Karena itu sebagai orang yang sedang berdakwah wajib bersabar dan mengharap pahala dari sisi ALLAH.
  • Ada tiga macam sabar jika kita sedang berdakwah yaitu :
1. Sabar dalam mentaati ALLAH dan Rasul-NYA
2. Sabar dalam meninggalkan hal-hal yang di haramkan ALLAH SWT.
3. Sabar dalam menjalani taktir yang ditimpakan oleh ALLAH, baik takdir
tersebut tanpa lantaran usaha manusia maupun melalui perantaraan tangan manusia berupa gangguan dan penganiayaan.

  • Maka dari itu ingatlah wahai saudaraku sesama muslim, bertindaklah sesuai hak kita yang diberikan ALLAH pada kita yaitu kita Cuma diwajibkan untuk memperingati lewat dakwah, dan jika orang yang kita ajak tidak mau/menolak, ALLAH hanya memerintahkan kita untuk bersabar, tidak menghakiminya seperti dihancurkan dengan bom seperti yang terjadi saat ini, menganiaya orang tersebut, jadi bermusuhan dengan orang yang menolak, maka jika kita lakukan semua itu, maka kita tidak menetapi tahapan yang keempat dalam surat AL Al-Ashr yaitu bersabar (nasehat-menasehati untuk menetapi kesabaran), dan kita akan tergolong masih sebagai orang yang merugi dimata ALLAH.



Jadi agar kita di mata ALLAH dapat menjadi orang yang beruntung maka kita harus :Ber-Iman dengan menuntut ilmu karena iman hanya bisa kita raih dengan ilmu, ber amal shaleh, setelah dapat ilmu kita harus melaksanakan dengan konsekwen dalam kehidupan sehari-hari sampai mati, Mendakwahkan ilmu yang kita dapat pada orang lain khususnya bagi yang belum mengetahgui (awam), dan Bersabar jika ada gangguan waktu kita berdakwah seperti pnolakan bahkan penganiayaan.
Kalau kita sudah melampaui keempat tahapan diatas, mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan muslim yang beruntung di mata ALLAH SWT.

  • Amien, Semoga bermanfaat.



Sumber : Syarah Tsalatsatsul Ushul (Mengenal ALLAH, Rasul, dan Dinul Islam)
Muhammad bin Shalih Al Utsaimin.